Nabi Musa a.s. telah diperintahkan oleh Allah s.w.t. supaya pergi ke bukit Sina untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya Nabi Harun a.s. Kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.
Ketiadaan Nabi Musa a.s telah menggembirakan seorang musuh dalam selimut bernama Samiri. Dia memanfaatkan keadaan ini untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk keimanan mereka. Sewaktu Nabi Musa menyeberangi Laut Merah setelah pulang dari Mesir, kaki kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah tenggelam dalam pasir di tengah lautan yang kering itu. Dengan segala usaha yang dilakukan oleh Nabi Musa, kuda yang ditungganginya tetap tidak mau meneruskan perjalanan untuk menyeberangi Laut Merah.
Kerana itu Allah telah mengutuskan malaikat Jibrail dengan menunggang kuda betina. Melihat lawan sejenisnya kuda yang ditungangi oleh Nabi Musa mengejar kuda yang ditunggangi oleh Malaikat Jibrail. Samiri yang ikut serta dalam rombongan tersebut telah mengambil segenggam pasir bekas tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh Jibrail dan disimpannya untuk dijadikan jimat.
Ketika tiba waktu yang sesuai yaitu ketika Nabi Musa berkhalwat di Bukit Sina, Samiri membuat patung seekor lembu dari emas murni. Setelah siap, patung itu diisinya dengan pasir yang di ambil dari bekas tapak kaki kuda Jibrail. Dalam waktu yang singkat patung lembu tersebut dapat mengeluarkan suara. Melihat keadaan tersebut, umat Nabi Musa datang berduyun-duyun kepada Samiri. Samiri memimpin mereka menyembah patung lembu yang menakjubkan itu.
Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala, lalu berusaha mencegah umatnya dari syirik kepada Allah bahkan umatnya mengancam Nabi Harun untuk membunuhnya jika Nabi Harun terus melarang mereka meyembah patung lembu tersebut. Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarang mereka yang terus menyembah patung tersebut. Setelah kembali dari Bukit Sina, Nabi Musa sangat marah kerana melihat umatnya telah murtad.
Nabi Harun telah disalahkan dalam hal ini. Dalam keadaan marah Nabi Musa menarik janggut Nabi Harun menyebabkan janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah berubah warna menjadi putih dan janggut yang tidak terkena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.
Ketiadaan Nabi Musa a.s telah menggembirakan seorang musuh dalam selimut bernama Samiri. Dia memanfaatkan keadaan ini untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk keimanan mereka. Sewaktu Nabi Musa menyeberangi Laut Merah setelah pulang dari Mesir, kaki kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah tenggelam dalam pasir di tengah lautan yang kering itu. Dengan segala usaha yang dilakukan oleh Nabi Musa, kuda yang ditungganginya tetap tidak mau meneruskan perjalanan untuk menyeberangi Laut Merah.
Kerana itu Allah telah mengutuskan malaikat Jibrail dengan menunggang kuda betina. Melihat lawan sejenisnya kuda yang ditungangi oleh Nabi Musa mengejar kuda yang ditunggangi oleh Malaikat Jibrail. Samiri yang ikut serta dalam rombongan tersebut telah mengambil segenggam pasir bekas tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh Jibrail dan disimpannya untuk dijadikan jimat.
Ketika tiba waktu yang sesuai yaitu ketika Nabi Musa berkhalwat di Bukit Sina, Samiri membuat patung seekor lembu dari emas murni. Setelah siap, patung itu diisinya dengan pasir yang di ambil dari bekas tapak kaki kuda Jibrail. Dalam waktu yang singkat patung lembu tersebut dapat mengeluarkan suara. Melihat keadaan tersebut, umat Nabi Musa datang berduyun-duyun kepada Samiri. Samiri memimpin mereka menyembah patung lembu yang menakjubkan itu.
Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala, lalu berusaha mencegah umatnya dari syirik kepada Allah bahkan umatnya mengancam Nabi Harun untuk membunuhnya jika Nabi Harun terus melarang mereka meyembah patung lembu tersebut. Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarang mereka yang terus menyembah patung tersebut. Setelah kembali dari Bukit Sina, Nabi Musa sangat marah kerana melihat umatnya telah murtad.
Nabi Harun telah disalahkan dalam hal ini. Dalam keadaan marah Nabi Musa menarik janggut Nabi Harun menyebabkan janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah berubah warna menjadi putih dan janggut yang tidak terkena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.
ulasan seperti ini yand saya cari
BalasHapus