Banyak ulama atau hadis menerangkan bahwa di surga kebanyakan
penghuninya orang miskin sementara di neraka kebanyakan wanita.
Sementara menurut para ulama atau hadis juga menyatakan bahwa orang yang
masuk surga dan neraka setelah hisab atau hari kiamat. Kira-kira
bagaimanakah penjelasan para ulama lebih lanjut mengenai hal ini berikut pemaparannya
Kenapa ada yang mengatakan penghuni neraka lebih banyak wanita?
Secara sosiologis struktur masyarakat itu seperti piramid, penduduk
miskin berada pada piramida paling bawah sehingga jumlahnya paling
banyak. Sangat logis, jika Nabi SAW menyebutkan bahwa penduduk surga
lebih banyak orang miskin dengan alasan sebagai berikut:
- Kehidupan di akhirat itu merefleksikan keadaan di dunia, jika di dunia penduduk miskin itu mayoritas, maka di akhirat pun tetap mayoritas;
- Di dalam Al Qur’an pengertian faqir secara harfiah berarti orang yang membutuhkan. Makna ini mengacu kepada dua pengertian, yaitu dalam konteks sosial ekonomi dan eksistensi manusia. Pengertian pertama faqir adalah orang yang sudah berkerja dan mendapatkan penghasilan, tetapi penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya sehingga masih membutuhkan bantuan atau tambahan Kedua, faqir adalah menyangkut eksistensi manusia yakni membutuhkan Allah (QS Fathir/35: 15). Penghuni surga adalah orang-orang faqir, yakni manusia yang menyadari eksistensi dirinya sebagai hamba Allah sehingga senantiasa berada dalam kesadaran, saya membuthkan Allah. Manusia seperti inilah yang merupakan mayoritas penghuni surga. Selebihnya, penghuni surga minoritas adalah manusia yang beriman, tetapi kurang menyadari dirinya membutuhkan Allah. Mereka masuk surga karena kebaikan Allah, setelah Allah mempertimbangkan faktor imannya.
- Dalam hadis tersebut digambarkan bahwa penghuni neraka itu kebanyakan kaum perempuan, maksudnya bahwa kualitas kesalehan kaum wanita itu sangat tergantung kepada tiga variabel yang berikut: Pertama, kualitas pola asuh dalam keluarga. Kedua, pendidikan akhlak (karakter). Ketiga, kualitas suami yang menjadi imam dalam pembinaan keluarga.
Ketiganya harus bersinergi secara konisten dan berkesinambungan.
Krisis manusia modern menghancurkan tiga sendi ini sekaligus. Pertama,
kualitas keluarga berkenaan dengan ibu rumah tangga yang tidak lagi
sepenuhnya mendidik, mengasuh dan mengembangkan putra putrinya di rumah,
tetapi lebih berorientasi pada sektor di luar rumah.
Kedua, pendidikan sekolah (formal) dan masyarakat (pendidikan
nonformal) tidak sepenuhnya mendukung pengembangkan karakter positif.
Perempuan sering menjadi korban pelecehan seksual. Ketiga, para suami
sering tidak berhasil menjadi teladan bagi keluarganya, bahkan
menghancurkan keluarga dengan berbagai tindakan tidak terpuji.
Dengan demikian, perempuan banyak menjadi korban. Inilah yang
dimaksud oleh Nabi SAW bahwa penghuni neraka banyak perempuan. Jika kita
berfikir jernih, siapa yang menjadi biang kerok dari krisis ini? Tentu
saja kaum laki-laki.
Jadi, laki-laki dan perempuan memikul tanggung jawab yang sama,
bahkan kaum laki-laki memikul tanggung jawab lebih berat. Al Qur’an
menjelaskan, “Sungguh Kami telah mempersiapkan banyak penghuni neraka
dari kalangan jin dan manusia yang memiliki akal yang tidak digunakan
untuk berpikir, memiliki penglihatan yang tidak digunakan untuk melihat
kebenaran, dan memiliki telinga yang tidak digunakan untuk mendengarkan
(petunjuk). Mereka seperti ternak, bahkan lebih idiot dibandingkan
ternak”. (QS Al-A’raf/7: 179).(BerbagaiSumber)
0 komentar:
Posting Komentar