01 November 2009

Cinta Dunia


Saya ingin memulai catatan ini dengan melihat siapa dan apa missi kita sebenarnya diatas dunia ini... Di dalam Al Quraan Allah menjelaskan bahwa Manusia adalah makhluq yang unik (Kholqon aakhor) dan paling baik bentuk kejadiannya (Ahsani taqwiim) yang terdiri dari ruh dan jasad dan dilengkapi dengan potensi berupa hati, akal dan jasad. Kelebihan dan kemuliaan manusia ini disediakan oleh Allah agar kita bisa menjalankan amanah yaitu sebagai ‘abdun (hamba) dan khaliifah (wakil Allah, pemakmur) di muka bumi. ( Agar lebih utuh dan lengkap kita bias melihat dalam al quran |-QS. 32 : 7-8 |-QS. 32 : 9, |-QS. 17 : 36, |-QS. 9 : 105, |-QS. 2 : 31)

Agar tidak terjadi disorientasi maka perlu diingat kembali bahwa keberadaan kita di dunia yang temporer ini membawa missi dan tugas yang harus kita jalankan dengan sebaik baiknya. Missi itu adalah


1.Sebagai hamba (‘Abdun)

“ Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kjecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS.Adzzaariyat : 56)

‘abdun artinya mengabdi / beribadah, jadi sangat diharapkan agar kita dapat mengisi hidup ini dengan semangat ibadah, dengan penuh kepatuhan seperti patuhnya seorang ‘abdun (budak) kepada tuannya. Paket keta’atan (ibadah) yang baku dan khusus sudah kita tahu bersama diantaranya terdapat dalam rukun Islam (shalat,puasa,zakat,haji, dll.).

2.Sebagai pemakmur/pengelola dunia (Khalifah)

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kpd para Malaikat : “sesungguhnya Aku menjadikan diatas dunia itu khalifah (Adam) ...” (QS. ALbaqarah : 30)

Saudaraku, disamping ibadah kita punya missi lain yakni sebagai khalifah dan pengelola bumi ini, untuk itu Allah membekali manusia dengan Aqal dan nafsu, yang dengannya manusia bisa berkreasi, berinisiasi, berinovasi, dst. yang kesemua itu tetap berjalan pada konteks dan koridor ibadah. Dengan kata lain, seluruh aktifitas hidup kita ini dalam berbagai implementasinya harus bisa kita arahkan kepada missi utama manusia sebagai ‘Abdun, berangkat ke kantornya harus diniatkan ibadah, makan minumnya diniatkan ibadah, di depan computer, diatas kendaraan, tidurnya, bahkan sampai melampiaskan kebutuhan biologis (Kawin/nikah) nya pun harus diniatkan ibadah.

Setiap aktifitas akan bernilai ibadah jika ia memiliki minimal syarat :

:: Diniatkan mencari keridloan Allah
:: Berlandaskan ilmu (Proporsional dan professional)

Jika demikian adanya maka 1 x 24 jam –insyaallooh— semua kegiatan kita akan bernilai ibadah

Dari sini kita dapat mengetahui dengan lebih jelas bahwa ternyata ibadah dalam Islam itu sangat luas spektrumnya. Ini perlu difahami kembali oleh kita agar kita tidak kehilangan arah dan serba gamang dalam melangkah. Islam tidak melarang kita mencari harta, Allah dan Rasulnya tidak mengharamkan dunia dan fasilitas yang tersedia, bukankah missi kita sebagai pengelola dunia ??? di dalam MINHAJUL ‘AABIDIN, Al Ghazali menuliskan sebuah hadits yang berbunyi :

“Siapa yang mencari harta yang halal dengan tujuan (isti’faaf) agar ia tidak menjadi peminta2, atau (ta’tthuf) agar ia dikasih tetangganya (karena ia suka berbagi), atau karena (tanggung jawabnya) menghidupi keluarga, maka kelak di hari qiyamah wajahnya akan bercahaya seperti bulan purnama“

Teringat pesan seorang Ulama : “ Islam tidak anti dunia, raih dan ambillah sebanyak banyaknya, namun tetap dengan sewajarnya, gunakan sebatas kebutuhanmu saja, selebihnya ? bisa kau berikan buat sesama “.

Jadi, Selama dalam mencari harta itu diniatkan LILLAAH, maka disitu kita mendapatkan nilai tambah, merasakan manfaat yang melimpah, coba telaah : dengan harta kita bisa berzakat dan shadaqah, dengan harta kita bisa berhajji dan berumrah, dengan harta kita dapat membantu saudara kita di ghazzah, kita bisa meringankan saudara dan tetangga kita yang lemah, menolong mereka yang mencari makan dengan susah payah....

namun Islam juga mengingatkan agar kita tetap berhati hati dengan tipu daya dan bisa dunia. Karenanya, yang dilarang oleh Allah sebenarnya bukan memiliki dunia tapi MENCINTAI DUNIA (HUBBUD DUN-YAA). Dengan kata lain : “Punya boleh tapi cinta jangan“..... “ silahkan punya mercy, tapi jangan diletakkan didalam hati, karna tempat mercy bukan dihati, tapi di dalam garasi.... “ “ boleh2 saja punya sepatu bally, made in Italy, cuma jangan sampai melekat didalam hati, kalau hilang bisa keki, kalau sombong bisa banyak yang iri, lagi pula tempatnya sepatu bukan hati, tapi di kaki..... saudaraku yang dirahmati Allah : HANYA ALLAH LAH YANG BERHAK MENGISI HATI INI..... SEMOGA...

By:  Ahmad Milady

Tidak ada komentar:

Posting Komentar