Artikel TerbaruSelamat Datang di Putra Martapura

Syekh Abdul Hamid Abulung


Dalam sejarah pemikiran keagamaan di Kalimantan Selatan, pada abad ke-18 terdapat tiga tokoh yang terkenal, yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary, Syekh'Abd Al-Hamid Abulung, dan Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari (Zafry Zamzam, 1979). Dua yang pertama, makamnya terdapat di daerah Martapura, sementara yang terakhir terdapat di daerah Hulu Sungai Utara (Amuntai).

Dibandingkan dengan kubah (makam) Syekh Arsyad Al-Banjari (1707-1812 M) yang di tanah seribu sungai ini lebih dikenal dengan sebutan Datu Kalampayan, kubah Syekh 'Abd Al -Hamid Abulung, yang lebih dikenal dengan sebutan Datu Abulung, tentu saja kurang terkenal. Ini disebabkan, selain karena tidak memiliki karya tulis, 'Abd Al-Hamid juga bisa dikatakan senasib dengan Syekh Siti Jenar di jawa yang meninggal karena dibunuh para wali akibat perselisihan mengenai pandangan keagamaan dalam tasawuf.

Baik Syek Siti Jenar maupun Syekh 'Abd Al-Hamid Abulung, keduanya sama-sama mengajarkan satu cabang filsafat yang kini kurang populer, yaitu metafisika. Pemikiran mereka sama dengan pemikiran Henry Bergson pada masa modern, Lao Tse dan Krishnamurti. di Timur, Paraselsus dan Plato serta Plotinus di masa Yunani, serta beberapa filusuf awal dalam pemikiran Islam.

Meskipun demikian, nasib Syekh 'Abd Al-Hamid agaknya lebih beruntung ketimbang Siti Jenar, sebab ia nyaris tidak memiliki citra yang pejoratif. Setidaknya ini tersirat dalam kenyataan bahwa dalam tradisi mamangan (bacaan semacam doa) Banjar, namanya juga sering disebut dan disandingkan dengan Syekh Arsyad Al-Banjari. Hal ini membuktikan, meskipun ajarannya dianggap menyimpang oleh jumhur ulama Banjar, namun di mata masyarakat Syekh 'Abd Al-Hamid tetap dianggap wali.

Histrogafi Syekh 'Abd Al-Hamid

Sukar melacak kapan tepatnya saat Syekh 'Abd Al-Hamid dilahirkan. Seperti halnya Syekh Siti Jenar, kehidupan Syekh 'Abd Al-Hamid pun secara umum sukar dilacak datanya. Namun demikian, yang pasti ia menyaksikan Kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Tamhid Allah, yang berkuasa pada 1778-1808 M.

Di masa kekuasaan Sultan Tamhid Allah, kondisi politik Kesultanan Banjar mulai tidak kondusif. Perebutan kekuasaan antar pembesar kesultanan seringkali terjadi. Hal inilah yang mendorong Sultan Tamhid Allah bekerjasama dengan Belanda, untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebagai kompensasinya, Sultan Tamhid Allah harus menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya kepada Belanda. Hal ini terjadi pada 1787 M (Kutoyo dan Sri Sutjianingsih, 1977).

Meski kondisi politik Kesultanan Banjar tidak lagi kondusif, Banjar tetap menjadi pusat perdagangan yang paling strategis di wilayah Kalimantan. Kekayaan alamnya yang melimpah, seperti intan, emas, lilin, damar dan sarang burung walet yang merupakan komoditas internasional paling laris, menyebabkan Banjar tetap menjadi incaran para pedagang dari jawa, Makassar, Portugis, Inggris, dan Belanda. Ini artinya, Kesultanan Banjar yang terletak di pesisir pantai selatan Kalimantan merupakan wilayah terbuka, baik untuk kepentingan dagang, politik, maupun penyebaran agama.

Walaupun Kesultanan Banjar dikenal sangat terbuka bagi masyarakat pendatang dari berbagai penjuru dunia, yang berbeda etnik maupun agama, para pembesar kesultanan dikenal sangat taat memeluk Islam. Untuk menunjang spiritualnya itu, para penguasa Banjar mengangkat para ulama menjadi guru spiritualnya, sekaligus menjadi pejabat-pejabat kesultanan.

Konon Syekh 'Abd Al-Hamid, dalam salah satu sumber, pernah mendapatkan perlakuan istimewa oleh para Kesultanan Banjar. Dalam penelitian H.A. Rasyidah disebut Syekh 'Abd Al-Hamid pernah menjabat posisi strategis di Kesultanan Banjar tepatnya sebagai mufti (Rasyidah: 1990). Tapi tampaknya, hasil penelitian H.A. Rasyidah kurang bisa diterima oleh kalangan sejarawan. Pasalnya, seperti diutarakan Zafry Zamzam Steenbrink, dan Azyumardi Azra, kedatangan Syekh 'Abd Al-Hamid ke Kalimantan Selatan, adalah beberapa tahun setelah Arsyad Al- Banjari kembali dari Arabia. Padahal, Arsyad Al-Banjari langsung diangkat menjadi mufti. Pertanyaannya, kalau  Arsyad Al-Banjari diangkat mufti sekembalinya dari Arabia, lantas kapan 'Abd Al-Hamid berkesempatan menjadi mufti?

Terlepas kontroversi jelas 'Abd Al-Hamid pernah leluasa mengajarkan pandangan tasawuf wahdah al-wujud (wujudiyyah) Ibn 'Arabi' (1165-1240). Pandangan tasawuf wahdah al-wujud yang dianut Syekh 'Abd Al-Hamid ini dipengaruhi aliran ittihad-nya Abu Yazid Al-Busthami (w. 873 H) dan hulul-nya Al-Hallaj (w. 923 H) yang masuk ke Indonesia melalui Hamzah Fansuri dan Syams Al-Din Al-Sumatrani serta Syekh Siti Jenar dari jawa.

Perlu dicatat disini, agaknya puritanisme ajaran tasawuf Hamid ini banyak dipengaruhi kondisi sosial Kesultanan Banjar yang sangat terbuka bagi siapapun yang ingin "berinvestasi," termasuk aliran agama di Banjar. Keterbukaan yang dikondisikan inilah, yang memudahkan Syekh 'Abd Al-Hamid mempelajari tulisan-tulisan para penganut tasawuf falsafi tersebut.

Kesempatan Syekh 'Abd Al-Hamid mengembangkan ajaran wujudiyyah mulai mendapatkan sandungan ketika tersiar sampai ke telinga Sultan Tamhid Allah dan Syekh Arsyad Al-Banjari bahwa ajaran yang dibawanya dianggap meresahkan masyarakat Dilaporkan, 'Abd Al-Hamid mengajarkan orang-orang, bahwa "tidak ada wujud kecuali Allah. Tidak ada 'Abd Al-Hamid kecuali Allah; Dialah aku dan akulah Dia. Dan sangat kebetulan, Syekh Muhammad Arsyad, sebagai penganut ajaran Syekh b. 'Abd Al-Karim Al-Sammani Al-Madani guru dari tokoh-tokoh tarekat Sammaniyyah Nusantara memang tidak sepakat dengan Wujudiyyah-nya Syekh 'Abd Al-Hamid dan bahkan menganggapnya musyrik.

Akibat dari pernikirannya inilah, Syekh 'Abd Al-Hamid Abulung hidupnya di tangan para algojo Kesultanan Banjar. la dihukum mati oleh keputusan Sultan Tamhid Allah, atas Pertimbangan Syekh Muhammad Arsyad yang waktu itu menjabat sebagai mufti besar (Alfani Daud, 1997). Peristiwa ini, hingga kini belum bisa ketahui secara pasti, kecuali hanya dugaan terjadi pada awak abad ke-18,  dimana eksekusinya dilakukan di Abulung, yang kini termasuk wilayah kampung Sungai Batang, Martapura, Kalimantan Selatan. Makamnya sendiri sempat tidak diketahui oleh masyarakat, seperti dalam kasus kematian Syekh Siti Jenar, yang hingga kini makamnya masih menjadi misteri.

Baru belakangan makamnya diketahui terletak kira-kira dua atau tiga kilometer di sebelah hilir Dalam Pagar -kampung yang dikenal sebagai tempat menuntut ilmu keagamaan di Kalimantan Selatan (A. Steenbrink, 1984), dalam kondisi tidak berpagar. Kuburan ini ditemukan atas petunjuk tuan guru (kiai) Haji Muhammad Nur, seorang ulama dan guru tarekat di Takisung (Kabupaten Tanah Laut), yang kemudian dibangunkan kubah-nya. Tuan guru Haji Muhammad Nur sendiri mengaku sebagai keturunan langsung dari Syekh 'Abd Al-Hamid.

Hingga kini, makam Syekh'Abd Al-Hamid masih banyak dikunjungi umat Islam karena dianggap memiliki karamat. Di antara karamat-nya yang nampak adalah makamnya, yang berada di pinggir sungai, tak bisa dihanyutkan air. Padahal makam tersebut sering tergerus air. Namun ketika makam itu telah turun, secara ajaib makam itu naik lagi dan tanah pun menyangga makam itu lagi.

Pemikiran Syekh 'Abd Al-Hamid
 

Berbeda dengan Syekh Arsyad yang terkenal karena magnum opus-nya, Sabilal-Muhtadin -buku fiqh berbahasa Melayu- yang menentang doktrin wujudiyyah mulhid, Syekh 'Abd Al-Hamid dinilai kering karya. Karena hingga kini, hanya ada beberapa fragmen yang menyiratkan pandangan Syekh 'Abd Al-Hamid mengenai tasawuf yang bisa dilacak, dan itupun sangat terbatas. Di Banjar sendiri sekarang ada sebuah karya yang disinyalir kepunyaan Syekh 'Abd Al-Hamid. Naskah itu berisi tentang pandangan tasawuf wujudiyyah mulhid, berupa pembahasan mengenai "Asal Kejadian Nur Muhammad". Namun, tidak diketahui nama ulama Banjar yang menulis karya tersebut.

Sebagai penganut paham tasawuf falsafi, Syekh'Abd Al-Hamid menyindir bahwa ilmu keagamaan yang diajarkan selama ini hanyalah kulit "syariat," belum sampai kepada isi "hakikat". Selain itu salah satu ujarannya yang cukup dikenal adalah berupa konsep: "Tiada maujud, melainkan hanya Dia, tiada wujud yang lainnya. Tiada aku, melainkan Dia dan aku adalah Dia...". (Zamzam, 1979). Doktrin tasawuf ittibad dan hulul yang seringkali mengumandangkan pandangan tentang kesatuan makhluk dan Tuhan tersebut tentu saja menantang otontas istana dan ulama secara telak.

Pasalnya, manakala istana membutuhkan agar rakyat mengakui otoritasnya yang tinggi dan terhubung dengan ilahi, pandangan yang menyatakan bahwa yang ilahi justru terdapat dalam segala makhluknya tersebut jelas merupakan pandangan yang subversif. Oleh karena itu, ketika Syekh 'Abd Al-Hamid mengajarkan ajaran ini pada masyarakat umum jelas kalangan istana sangat khawatir. Atas dasar itulah Sultan Tahmid Allah yang memerintah Kesultanan Banjar masa itu memanggil Syekh Abd Al-Hamid ke istana.

Kemudian, diutuslah para punggawa untuk menjemputnya. Ketika para  punggawa telah sampai di depan rumah Syekh 'Abd Al-Hamid, mereka menyeru bahwa Sultan memang agar ia segera pergi ke istana untuk menghadap. Di luar dugaan c ari rumah Syekh 'Abd Al-Hamid suara: "Di sini tidak ada 'Abd Al-Hamid yang ada hanyalah Allah (Tuhan)." Para punggawa yang tak pernah menghadapi hal ini akhirnya kembali ke istana untuk melapor. Mereka lalu disuruh ke untuk menjemput (si) Allah/ 'Abd Al-Hamid itu. Ketika di depan rumah Syekh 'Abd Al-Hamid, para pun menyeru bahwa (si) Allah diminta datang ke istana. Dari dalam keluar seruan, "Allah tidak bisa diperintah. Dan, di sini tidak ada Allah yang ada hanyalah 'Abd Al-Hamid." Para punggawa kembali lagi ke dengan tangan kosong. Lantas mereka diperintah agar memanggil dan membawa keduanya baik Allah maupun si 'Abd Al-Hamid. Kembalillah para punggawa itu dan barulah 'Abd Al-Hamid turut serta.

Prosesi persidanganpun, dengan terdakwa utama Syekh 'Abd Al-Hamid digelar. Pihak istana Sultan Tahrnid Allah atas fatwa Syekh Arsyad Al-Banjari akhirnya memutuskan bahwa Syekh 'Abd Al-Hamid bersalah dan harus dihukum mati karena mengajarkan ajaran-ajaran yang tak boleh diajarkan pada masyarakat awam, sebab ajaran-ajaran itu bisa membawa pada kesesatan umat. Ia divonis mati dengan dikerangkeng lalu ditenggelamkan.

Hukuman itu pun dilaksan Syekh'Abd Al-Hamid dimasukkan dalam kerangkeng dan kerangkeng itu ditenggelamkan ke sungai. Namun, menurut cerita masyarakat setempat, disinilah muncul karamat tokoh yang disebut masyarakat sebagai Syekh Abulung Meski ditenggelarnkan ke dasar sungai, ketika tiba waktu shalat, kerangkeng itu naik ke atas sungai kelihatanlah Syekh Abulung yang sedang melaksanakan shalat.

Setelah shalatnya selesai kerangkeng itu pun tenggelarn lagi. Hal itu terjadi berulang-ulang dan populer dalam cerita rakyat. Tidak terlacak kernudian bagaimana kelanjutan hukuman mati atas Syekh 'Abd Al-Hamid ini. Yang jelas ketika ia meninggal, makarnnya tidak diketahui kecuali belakangan.

Haul Syekh Arsyad ke 203


Bertepatan pada tanggal 6 Syawal diadakan Haul Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Kalampayan Al Banjari, haul tahun ini diadakan beberapa kali sama seperti haul-haul sebelumnya, pada malam hari kamis (malam jum'at, 23 September 2009) sehabis isya haul diadakan di Kubah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Kelampayan oleh rombongan dari Sekumpul dan acara diisi dengan pembacaan Maulid Habsyi serta tahlil. kemudian pada malam selanjutnya (malam sabtu), haul juga diselenggarakan di kubah Syekh Arsyad Al Banjari yang  diadakan oleh Tahfiz Darussalam Martapura yang dipimpin oleh Guru Wildan Salman yang juga pengasuh Tahfiz Darussalam Martapura, acara diisi dengan solat magrib berjamaah, khataman Al-Qur'an, sholat Isya berjamaah, Nasyid (Lantunan puji-pujian kepada Allah dan Rasulullah yang dibaca oleh 1 atau 2 orang yang diiringi gema tahlil dari seluruh hadirin), jemaah yang datang sejak sore larut dalam kehusyuaan dzikir. dan acara berakhir pada pukul 21.15 WITA. keesokan harinya (Sabtu, 25 September 2009), haul diselenggarakan di Masjid Tuhfatul Raghibin dalam pagar Martapura.

Jammah Haul di Kubah Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari berdatangan sejak sore hari, dan memadati kubah.

 
Jamaah di dalam kubah


Sehabis Magrib Jamaah sudah memadati kubah

Haul di Masjid Tuhfatul Raghibin Dalam Pagar Martapura

Haul di Dalam Pagar Keesokan arinya


Image Ribuan jamaah yang datang dari berbagai penjuru kota Martapura bahkan pelosok Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur memadati peringatan haul ke 203 Syekh Muhammad Aryad Al Banjari yang dipusatkan di Ruang Mesjid Tuhfatturraghibin, Sabtu, 24 September 2009 Desa Dalam Pagar Ulu kecamatan Martapura Timur. Haul yang didahului dengan pembacaan Surah Al Fatihah oleh KH. Anang Djazuli Seman yang merupakan salah seorang juriat keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang lebih dikenal dengan Datu Kelampayan. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat Suci Al Quran dan dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia penyelenggara.

ImageBanyak berbagai kepribadian dari Datu Kelampayan yang dapat kita ambil hikmah dan tauladan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Baik dalam hal sektor keagamaan, pendidikan, kesehatan dan menjalankan roda pemerintahan.  Karenanya kita sebagai generasi penerus sudah merupakan kewajiban untuk melestarikan dan mengabadikan berbagai ajaran dan peninggalan yang telah diwariskan oleh datu kelampayan.

KH. Muhammad  Hatim Salman,Lc dalam manakibnya menerangkan semasa hidup datu kelampayan dari umur anak anak sampai dewasa sangatlan berprilaku santun dan hormat terhadap orang tua dan taat beribadah. Sehingga saat memasuki usia dewasa beliau mendapat perhatian pihak Kerajaan di Kesultanan Banjar untuk disekolahkan ke tanah suci Makkah.

Semasa menimba ilmu di makkah Datu kelampayan termasuk salah seorang santri yang rajin dan tawadhu dalam beribadah dan menuntut ilmu.  Kesempatan tersebut dimanfaatkannya sebaik mungkin dan berguru kebeberapa Syekh terkemuka di tanah Suci Makkah, dan dapat cepat dalam menyerap pengetahuan agama yang diajarkan guru-guru.

Begitu pula sepulang dari masa belajarnya di makkah Muhammad Arsyad Al Banjari menerapkan ilmu agama yang didapatnya untuk membangun ilmu pengetahuan islami di Kalimantan Selatan. Banyak karamah dan keramat yang didapat Datu Kelampayan semasa hidup dan banyak pula peninggalan ilmu agama yang diwariskannya untuk kemaslahatan ummat sepeninggalnya

Puasa Syawwal



Sekedar berbagi catatan sederhana seputar puasa 6 hari dibulan syawwal, semoga ada manfa'atnya…

- Puasa sunnah 6 hari di bulan syawwal adalah amalan yang sangat efektif dalam usaha kita memaintance dan menjaga konsistensi amal serta nilai nilai ibadah ramadhan. Karena biasanya dibulan syawwal itu banyak sekali perkara yang terkadang membuat kita lengah dan lupa diri, sehingga saat itulah syeithan yang baru terbebas dari belenggunya mulai masuk kedalam diri manusia yang sebenarnya baru saja kembali kepada kesuciannya.

- Nilai ibadah puasa sunnah inipun sangat tinggi dalam pandangan Nabi, dimana Beliau bersabda dalam hadits shohihnya :


 مََنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ ِشتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup’.” [Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Beberapa hal yang menjadi catatan mengenai puasa sunnah 6 hari bulan syawwal a.l. adalah:

- Puasa ini boleh dikerjakan dengan tidak berurutan sebagaimana yang diterangkan oleh Imam An-Nawawi rahimahullah :
“Shahabat shahabat kami berkata : adalah mustahab untuk berpuasa 6 hari Syawal. Dari hadits ini mereka berkata: Sunnah mustahabah melakukannya secara berurutan pada awal-awal Syawal, tapi jika seseorang memisahkannya atau menunda pelaksanaannya hingga akhir Syawal, ini juga diperbolehkan, karena dia masih berada pada makna umum dari hadits tersebut. Kami tidak berbeda pendapat mengenai masalah ini dan inilah juga pendapat Ahmad dan Abu Dawud.” (Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab)

- Harus mendahulukuan puasa qodlo' bagi yang memiliki hutang puasa ramadhan, jadi tidak boleh dilakukan jika masih ada puasa yang tertinggal dalam Ramadhan, karena yang sunnah tidak bisa mengalahkan pekerjaan wajib.
Hadits tersebut diatas menunjukkan bahwa diwajibkannya menyempurnakan puasa Ramadhan yang merupakan puasa wajib baru kemudian ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal yang merupakan puasa sunnah. Artinya adalah jika telah sempurna puasa wajib ramadhan barulah diikuti dengan puasa sunnah 6 hari tersebut.

- Dalam hadits lain disebutkan (yang artinya) : “Puasa Ramadhan sama dengan sepuluh bulan dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan dua bulan” Yang berarti bahwa satu kebaikan mendapat sepuluh kebaikan, maka berdasarkan hadits ini barangsiapa yang tidak menyempurnakan puasa Ramadhan dikarenakan sakit, atau karena perjalanan atau karena haidh, atau karena nifas maka hendaknya ia menyempurnakan puasa Ramadhan itu dengan mengqadhanya. Jika telah menyempurnakan qadha puasa Ramadhan, baru disyariatkan untuk melaksanakan puasa enam hari Syawal agar bisa mendapatkan pahala atau kebaikan yang dimaksud. Andaikata setelah kita mengqodlo puasa wajib lalu bulan syawwal hampir selesai atau mungkin sudah berakhir maka insyaallaah kita akan tetap mendapatkan nilai dari niat puasa sunnah syawwal itu, walaupun kita tidak mengerjakannya…

- Puasa sunnah adalah salah satu sarana menggapai cinta Allah sebagaimana yang Allah firmankan dalam hadits Qudsi:


وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ


“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib.

Bahkan ada keterangan bahwa Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) seperti sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang seperti ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah. Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)

Walloohu a'lam…

Kiamat 2012


Pada tahun 2012 yang akan terjadi kiamat?. wacana inilah yang beredar di masyarakat, para ilmuan telah mengadakan penelitian dan dinyatakan bahwa pada tahun 2012 akan tejadi badai matahari yang berpengaruh pada seluruh alam semesta terutama bumi. beberapa orangpun mengungkapkan pendapatnya...dari artis, ilmuan, para normal dan ulama. berikut liputan yang di kutip dari salah satu program di stasiun televisi swasta.


Apa benar kiamat pada tahun 2012, tepatnya tanggal 21-12-2012 akan terjadi, sudah banyak tanda-tanda kiamat yang diceritakan Rasulullah SAW terjadi pada zaman sekarang. banyak yang memperdebatkan benar akan terjadi atau tidak, tapi sebenarnya bukanlah itu yang menjadi permasalahan sekarang, karena kiamat cepat ataupun lambat pasti akan terjadi karena itu merupakan hal yang kita imani, yang menjadi permasalahannya adalah "Apakah kita sudah siap kalau memang kiamat terjadi pada tahun 2012, seberapa banyak amal yang kita bawa untuk menghadap-Nya, sudahkah kita meminta ampun kepada orang-orang yang pernah kita zholimi, sudahkah kita bertaubat dari dosa-dosa yang terus kita lakukan, karena hanya ada dua pilihan, surga dan neraka yang nikmat dan adzabnya kekal.......Ya Allah...Semoga kami menjadi golongan yang kau cintai dan kau limpahkan rahmat-Mu kepada kami, sehingga kami mendapatkan naunganmu jika hari itu datang". Amin........


Hanya Allah yang mengetahui segala perkara......

Qiyamul Lail



Para salaf kita sangat tekun mengamalkan sunah dan salat malam. Dalam Risalatul Qusyairiyah seorang saleh berkata, "Sejak usia 3 tahun, aku tidak pernah meninggalkan qiyamullail."


Di masa kanak-kanaknya, Abu Yazid Al-Busthami belajar mengaji Quran pada seorang guru. Suatu saat ia sampai pada firman Allah: "Hai orang yang berselimut, bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya), yaitu seperduanya atau kurangi sedikit dari seperdua itu." (QS Al-Muzzammil, 73:1-3)


Sepulangnya dari belajar, ia bertanya kepada ayahnya, "Ayah, siapakah orang yang diperintahkan oleh Allah untuk bangun malam?" "Anakku, beliau adalah Nabi Muhammad SAW. Aku dan kamu tidak mampu meneladani perbuatan beliau," jawab ayahnya.  Abu Yazid terdiam.
Pada pelajaran berikutnya, ia membaca ayat: Dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. (QS Al-Muzzammil, 73:20)


Sepulangnya dari belajar, ia bertanya lagi kepada ayahnya.
"Siapakah yang bangun malam bersama Nabi SAW?" 
"Anakku, mereka adalah sahabat-sahabat beliau."
"Ayah, jika kita tidak seperti nabi dan tidak pula seperti sahabat-sahabat beliau, lalu kita ini seperti siapa?"



Mendengar ucapan ini, tergeraklah hati sang ayah untuk bangun malam. Hari itu juga, ia mulai salat malam. Si kecil Abu Yazid ikut bangun.
"Tidurlah anakku, engkau kan masih kecil," bujuk ayahnya.
"Ayah, ijinkanlah aku salat bersama ayah, kalau tidak, aku akan mengadukan ayah kepada Tuhanku," jawabnya.
"Tidak demi Allah, aku tidak ingin kamu mengadukan aku kepada Tuhanmu. Mulai malam ini salatlah bersamaku."



Catatan:
"Tingkat ketekunan
menentukan derajat ketinggian.
Siapa ingin kemuliaan
janganlah tidur malam."
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
  1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
  2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
  3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
  4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
  5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
  1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
  2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
  3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
  4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

Dialog Ramadhan dan Allah

Di akhirat semua amal kebaikan dilihat dan ditimbang. Amal kebaikan datang dengan rupa dan paras yang sangat elok seperti bulan purnama; sementara amal kejahatan kelihatan amat buruk dan busuk.

Ramadhan merupakan satu bulan di mana amalan puasa diwajibkan. Pada hari kiamat ia kelihatan amat cantik. Satu ketika Ramadhan datang ke hadrat Allah swt. memohon sesuatu rekomendasi bagi manusia yang berpuasa di bulan Ramadhan. Allah bertanya : Apa hajat kau ya Ramadhan?. Ramadhan meminta Allah memakaikan mahkota kepada setiap orang yang berpuasa di bulan ini. Allah lantas perkenankan dengan mengaruniakan 1000 mahkota kepada setiap orang yang mengerjakan puasa di bulan Ramadhan. Di samping itu ada tambahan lain yaitu setiap orang diberikan syafaat untuk membebaskan 70,000 orang yang berdosa besar. Kemudian dikawinkan setiap orang dengan 1000 bidadari yang rupawan. Setiap bidadari itu dilayan oleh 70000 dayang-dayang. Untuk kelengkapan di syurga mereka diberikan kendaraan BORAQ sebagai kapal terbang.

Ramadhan masih tegak tidak beranjak. Allah bertanya "Apa lagi kehendakmu ya Ramadhan?" Ramadhan meminta Allah menempatkan pengamal puasa Ramadhan supaya ditempatkan bersama Nabi di Syurga Firdaus. Allah memperkenankan hajatnya dengan tambahan setiap orang diberi 100 tempat daripada permata merah ya'qut. Setiap tempat pula dilengkapkan dengan 1000 mahligai. Betapa hebatnya pengurniaan Allah terhadap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan

Rela Dimasukkan ke Neraka

Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah. Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya". Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".

Perihal Dua Ruh

Allah tidak memerlukan amal hamba-Nya. Dia memerintah hamba-Nya untuk beramal, tak lain agar ia mengakui bahwa dirinya lemah (i'tiraf) dan selalu memerlukan pertolongan. Pengakuan ini sangat penting. Diceritakan bahawa ada dua ruh disiksa di neraka. Allah kemudian memerintahkan agar keduanya dikeluarkan. Setelah keluar, Allah bertanya kepada mereka, "Apakah yang menyebabkan kalian masuk neraka?"

"Nafsu kami," jawab mereka. "Bukankah telah Kularang kalian bermaksiat kepada-Ku? Bukankah Aku telah mengutus rasul-rasulKu dengan bukti-bukti nyata? Dan bukankah telah-Ku katakan melalui lisan para ulama bahawa sesiapa yang taat akan memperoleh syurga, istana, wildan dan bidadari, sedang orang yang bermaksiat akan tinggal di neraka bersama Qarun, Firaun dan Haman?" "Benar, tetapi kami tidak taat dan selalu bermaksiat kepada-Mu."

"Kembalilah kalian ke neraka, dan rasakanlah siksa-Ku," perintah Allah. Ruh yang satu bergegas kembali, namun ruh yang lain berjalan dengan enggan sambil sesekali menoleh ke belakang. "Mengapa kamu berjalan cepat-cepat?" tanya Allah kepada ruh yang pertama.

"Ya Tuhan, dahulu aku selalu membangkang perintah-Mu, sekarang sudah seharusnya aku taat kepada-Mu." "Dan kamu, mengapa kamu tidak segera kembali ke neraka?" tanya Allah kepada ruh kedua. "Aku sangat mengharap ampunan-Mu, kerana mustahil Kamu akan mengembalikan kami ke neraka setelah membebaskan kami darinya."

"Masuklah kalian berdua ke dalam syurga. Masuklah, kerana kamu telah mentaati perintah-Ku. Dan masuklah, kerana kamu percaya pada rahmat dan kemurahan-Ku."

Khalifah Gila

Memang betul, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan. Banyak yang melihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali kerana Umar di masa mudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukkan, malah suka mengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yang menjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga ia ditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan sholat. Dan tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lain yang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahawa Umar bin Kaththab sudah gila?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab, merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampir semua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan, sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan sholat Jumaat yang lalu, ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khutbahnya, seketika itu Umar berseru, "Hai sariah, hai tentaraku. Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi khutbah yang disampaikan. "Wah, khalifah kita benar-benar sudah gila," gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum sholat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya, "Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khutbah engkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?" Umar dengan tenang menjelaskan, "Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkan Suriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaum pengacau. Tatkala aku sedang berkhutbah, kulihat pasukan itu dikepung musuh dari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankan diri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu, bukit itu, bukit itu!"

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. "Lalu, mengapa engkau dulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan sholat fardhu?" tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, "Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuanku hidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubuat patung dari tepung gandum dan kusembah-sembah seperti Tuhan, bila ku lapar ku makan 'Tuhan' ku itu".

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belum bisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justru lebih membuktikan ketidakwarasannya sehingga jawabannya pun kacau balau? Masa ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjid tempatnya berkhutbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. yaitu manakala sariah yang kirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binar meskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yang diderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandor pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakat Madinah tentang dasyatnya peperangan yang dialami mereka. "Kami dikepung oleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat. Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai penjuru. Kami sudah luluh lantah. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat sholat Jumat yang seharusnya kami kerjakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuah seruan ghaib yang tajam dan tegas: "Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Tiga kali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya. Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itu sebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapi serangan tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan kami."

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pula masyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahman kemudian berkata, "Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahi adat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melihatnya"

Habib Nuh (Singapura)

 
Kubah Makam Habib Nuh (Singapura)

 
Makam Habib Nuh (Singapura)

 Kubah Habib Nuh Singapur nampak dari seberang jalan

Dikisahkan bahwa Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi BaSyaiban memang selalu mengamalkan bacaan maulid Junjungan Nabi s.a.w., tetapi kadangkala beliau meninggalkannya.

Pada satu malam, beliau bermimpi dan dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan Junjungan Nabi s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah berpulang ke Rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi Baginda Nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kiyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Ya RasulAllah, marilah kita berkunjung ke rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.”


Tetapi Junjungan Nabi s.a.w. tidak mau berkunjung sambil bersabda: “Saya tidak ingin berkunjung kesana, Muhammad Suhaimi ini selalu melupakan saya, karena dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya.” Habib Nuh merayu kepada Baginda Nabi s.a.w.: “Saya mohon kepada baginda supaya dia diampuni.” Setelah itu barulah Junjungan Nabi s.a.w. mau masuk dan duduk di dalam rumah Kiyai Agung. Inilah kisah mimpi Kiyai Agung, setelah isyarat mimpi itu, maka Kiyai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan maulid, meskipun dalam pelayaran sekalipun dan walaupun hanya 2 atau 3 orang saja dalam majlis pembacaan tersebut.

Ini cerita mimpi, percaya atau tidak silahkan, kuceritakan kisah ini sebagai pengenalan kepada ketinggian maqam seorang waliyUllah yang bermakam di Singapura. Beliau yang kumaksudkan dan kuharapkan keberkatannya bagi diriku dan ahli keluargaku serta sekalian muslimin, adalah Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang hidup sekitar tahun 1788M - 1866M.

Makam beliau terletak di Palmer Road, Tanjong Pagar, Singapura. Keistimewaan Habib Nuh al-Habsyi makin tersohor ketika kerajaan Singapura sewaktu pimpinan lebuh raya mencoba untuk memindahkan makam beliau, tetapi gagal. Akhirnya, makam beliau dibiarkan dan sehingga kini terus di bawah penjagaan Majlis Agama Islam Singapura.

Habib Nuh al-Habsyi wafat pada hari Jum'at, 14 Rabi`ul Awwal 1283H. Sebelum meninggal, beliau telah mewasiatkan agar dikebumikan di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer tersebut. Wasiat ini dipandang ganjil kerana tempat yang ditunjukkannya itu adalah terpencil dari kuburan orang Islam dan berada di tepi laut yang terkena pukulan ombak. Maka ahli keluarga beliau memutuskan agar jenazahnya dimakamkan saja di tanah perkuburan biasa. Setelah selesai urusan jenazah dan ketika hendak dibawa ke tanah pemakaman biasa, jenazah beliau tidak dapat diangkat oleh orang yang hendak membawanya. Diceritakan puluhan orang mencoba untuk mengangkat jenazah tersebut, semuanya gagal. Akhirnya mereka diperingatkan agar mematuhi wasiat Habib Nuh tentang tempat pengkebumiannya. Maka ketika jenazahnya hendak dibawa ke tempat menurut wasiatnya tersebut, maka orang-orang yang membawanya merasa jenazahnya amat ringan dan mudahlah mereka mengusungnya. Makam beliau tetap terpelihara sehingga sekarang dan menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mencintai para Aulia Allah


Karamah Habib Nuh al-Habsyi sewaktu hidupnya Diceritakan bahawa pernah beliau dipenjarakan oleh penjajah orang putih. Anehnya, Habib Nuh berada di luar penjara, walaupun dalam penjara kaki dan tangannya dirantai beliau masih bisa keluar, sehingga penjajah tidak betah lagi untuk memenjarakan beliau karena penjara tidak ada apa-apanya bagi beliau.

Diceritakan lagi bahwa pada satu ketika ada seorang saudagar yang sedang dalam pelayaran ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul angin kencang. Dalam keadaan
cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari angin tersebut dan dia bernazar jika  dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Alhamdulillah, dia dan dagangannya diselamatkan Allah dari keganasan angin tersebut. Setibanya di Singapura, dia heran kerana Habib Nuh telah siap menunggu kedatangannya di pelabuhan dan memintanya melaksanakan nazar yang telah dibuatnya di tengah laut itu.

Diceritakan lagi bahwa seorang yang hendak belayar membawa dagangan yang mahal ingin ikut sebuah kapal dan iapun menghadap Habib Nuh memohon doa agar pelayarannya selamat. Habib Nuh dengan keras melarang dia membawa dagangannya tersebut. Memandang ketegasan Habib Nuh tersebut, maka saudagar tersebut tidaklah jadi membawa dagangannya dengan kapal tersebut. Tidak berapa lama setelah kapal tersebut berlayar, penduduk Singapura digemparkan dengan kabar bahwa kapal tersebut telah terbakar dan tenggelam.

Banyak lagi kejadian aneh yang dihubungkan kepada karamah Habib Nuh ini. Walau apa pun khawariqul adah yang berlaku pada dirinya, maka itu bukanlah tuntutan kita. Yang pasti, sejarah telah menyaksikan bahwa Habib Nuh al-Habsyi adalah seorang sholeh yang taat kepada ajaran Islam. Apa yang dikehendaki ialah agar kita dapat mencontoh jejak langkah beliau dalam menuruti perjalanan para leluhurnya sambung-menyambung sehingga ke hadhrat Junjungan Nabi s.a.w. Mahabbah kepada para sholihin adalah dituntut dan ingat, seseorang itu nanti akan berada bersama orang yang dikasihinya. Sesungguhnya istiqamah atas agama itu lebih baik daripada 1000 keramat. Karamah maknawi itu lebih bermakna dari karamah hissi. Mudah-mudahan keberkatan Habib Nuh al-Habsyi mengalir terus kepada kita dan anak keturunan kita, keberkatan yang dengan sebabnya diharap Allah memandang kita dengan pandangan rahmat dan kasih sayangNya.

Khalifah Umar & Nenek Tua

Pada suatu hari Khalifah Umar Al-Khatab baru saja pulang dari melawat negeri Syria. Seperti biasa Saiyidina Umar akan berjalan-jalan dan meninjau sekitar kawasan untuk melihat keadaan rakyat jelata untuk mengetahui sendiri akan penderitaan mereka. Pada kali ini Saiyidina Umar menuju ke sebuah pondok yang didiami oleh seorang nenek tua.

Saiyidina Umar pergi ke rumah nenek tersebut dengan menyamar sebagai orang biasa. Sudah menjadi kebiasaan kepada Khalifah Umar menyamar menjadi orang awam kerana beliau ingin melihat sendiri akan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mengetahui pandangan rakyat terhadapnya. Ketika tiba di rumah nenek tersebut Khalifah memberi salam dan berkata. "Apakah nenek mendengar berita tentang Umar?". jawab nenek tua itu "Katanya Umar baru saja pulang dari Syria dengan selamat". Kata khalifah lagi "Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu". Jawab nenek "Semoga Allah tidak memberi ganjaran baik kepadanya". Umar bertanya lagi " Mengapa nenek berkata begitu?".

Jawab nenek "Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondok aku ini apa lagi memberi uang". Jawab Umar "Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat ini jauh terpencil" Nenek mengeluh dan berkata "Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui akan keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada".

Mendengar kata-kata tadi Khalifah Umar tersentak lalu berkata didalam hatinya "Celakalah aku kerana semua orang dan nenek ini pun mengetahui perihal diriku". Saiyidina Umar menyesal sambil menitiskan air mata. Saiyidina Umar berkata lagi "Wahai nenek, berapakah kamu hendak menjual kezaliman Umar terhadap nenek?. Saya kasihan kalau Umar mati nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau nenek mau menjualnya". Kata nenek "Jangan engkau bergurau dengan aku yang sudah tua ini".


Sambung Umar lagi "Saya tidak bergurau, berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, maukah nenek menerima uang sebayak 25 dinar sebagai harga kezalimanya terhadap nenek" sambil menyerahkan uang tersebut kepada nenek. "Terima kasih nak, baik benar budi mu" kata nenek sambil mengambil uang tersebut.


Sementara itu Saiyidina Ali Abu Talib bersama Abdullah bin Mas'ud lalu di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar berada disitu, mereka pun memberi salam. "Assalamualaikum ya Amirul Mukminin". mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahawa tamu yang berbicara denganya sebentar tadi adalah Khalifah Umar Al-Khatab. Dengan perasaan takut dan gementar nenek berkata "Masya Allah, celakalah aku dan ampunlah nenek diatas kelancangan nenek tadi ya Amirul Mukminin. Nenek telah memaki Khalifah Umar dihadapan tuan sendiri". Ratapan nenek telah menyadarkan Saiyidina Umar.


"Tak mengapakah nek, mudah-mudah Allah memberi restu kepada nenek" kata Saiyidina Umar. Ketika itu juga Khalifah Umar telah membuka bajunya dan menulis keterangan berikut diatas bajunya.


"Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan ini Umar telah menebus dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa dirinya dizalimi oleh Umar, semenjak menjadi khalifah sehingga ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu mendakwa Umar di hari Mahsyar, maka Umar sudah bebas dan tidak bersangkut paut lagi".

Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Saiyidina Ali bin Abu Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas'ud. Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas'ud seraya berkata "Simpanlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku untuk dibawa mengadap Allah s.w.t."

Keramat Seorang Wanita


Syeikh Sariy Saqaty r.a adalah seorang alim dan ulama yang abrar. Murid-muridnya terdiri dari berbagai kaum yang datang dari berbagai pelosok. Salah seorang daripada muridnya adalah seorang wanita yang solehah, jujur dan sentiasa taat dan patuh kepada perintah Allah. Wanita ini mempunyai seorang anak yang bernama Muhammad. Anaknya telah diserahkan kepada seorang guru untuk mempelajari ilmu-ilmu agama dan mengaji Al-Quran

Pada suatu hari guru agama ini pergi ke tepi sungai Dajlah bersama-sama anak wanita tadi untuk jalan-jalan. Ketika guru itu duduk sambil beristirahat, anak wanita tadi bermain-main di tepi sungai dan tidak di sedari bahawa anak itu telah turun  ke dalam sungai itu. Setelah di sadari oleh guru itu dan belum sempat guru itu menarik anak itu ke darat, tiba-tiba anak itu tenggelam ke dalam sungai. Dengan perasaan cemas guru itu mencari-cari anak itu tetapi tidak ketemu. Setelah puas mencari guru itu tidak dapat berbuat apa-apa dan beliau berfikir mungkin anak itu telah mati dan di bawa arus. 


Guru tersebut merasa menyesali perbuatannya kerana mengajak anak tersebut jalan-jalan di tepi sungai. Fikirannya buntu tidak dapat memikirkan bagaimana untuk memberitahu ibu anak tersebut tentang ini, dia takut dimarahi oleh wanita itu. Dengan perasaan yang tidak menentu itu, tiba-tiba ia teringat tentang syeikh Sariy seorang ulama tempat ibu anak itu mengaji, mungkin syeikh tersebut bisa membantu menyelesaikan masalah ini. Tanpa membuang waktu guru itu pergi kerumah Syeikh Sariy untuk memohon bantuannya menyelasaikan masalah tadi.

Setibanya di sana Guru itu menceritakan kepada Syeikh Sariy bahwa anak wanita itu hilang tenggelam dia memohon supaya mencari jalan bagaimana untuk memberitahu ibunya tentang kehilangan anaknya. Syeikh Sariy mengajak kawannya Al-Junid yang kebetulan berada disitu untuk pergi ke rumah wanita itu dan sama-sama membantu supaya wanita itu tidak mengamuk atau marah pada guru yang membuat anaknya tenggelam

Ketika tiba di rumahnya Syeikh Sariy dan Al-Junid mengajarinya tentang kesabaran yang perlu dihadapi kerana ia adalah kehendak Allah, suatu musibah yang menimpa adalah takdir Allah semata-mata. Wanita itu heran dengan tingkah laku Syeikh Sariy dan kawannya Al Junid. Wanita itu berkata kepada Syeikh Sariy "Apakah sebenarnya yang terjadi? sehingga tuan-tuan menceritakan tentang sesuatu yang telah saya ketahui". Syeikh Sariy berterus terang dan menceritakan tentang hilangnya anaknya yang telah tenggelam ke dalam sungai ketika anaknya bermain-main bersama-sama gurunya di tepi sungai Dajlah


Mendengar keterangan tersebut wanita itu berkata dengan perasanan tenang "Insya Allah, Tuhan tidak akan melakukan yang demikian kepada aku". Wanita itu mengajak mereka supaya menunjukkan tempat kehilangan anaknya. Mereka menuju ke tebing sungai dan ketika sampai di sana guru itu menunjukkan tempat anaknya tenggelam. Kata wanita itu "Apakah kamu yakin anakku hilang di sini" Jawab guru itu "Benar di sinilah dia tenggelam dan saya tidak sempat untuk mememegang tangannya ketika ia tenggelam". Lalu wanita itu menyeru nama anaknya "Hai anakku Muhamammad" beberapa kali, tidak lama kemudian anaknya menjawab "Ibu, Saya ada disini". wanita itu terus turun kedalam sungai lalu mengulurkan tangannya ke dalam air untuk menarik anaknya. Syeikh Sariy, Al Junid dan Gurunya hanya tertegun melihat keajaiban yang terjadi di hadapan matanya. Syeikh Sariy berkata "jika kita memberitahu kepada orang, tentu mereka tidak percaya". Jawab Al Junid "Benar kata tuan, keajaiban tidak diperolehi oleh semua orang, kecuali mereka yang benar-benar takwa dan patuh kepada Allah, maka Allah akan mengaruniakan kelebihan kepada mereka"

Wanita tadi memeluk anaknya dangan penuh kegembiraan. Mereka pergi dari situ untuk pulang kerumahnya dan tinggallah Syeikh Sariy, Al Junid dan Guru di situ. mereka berbincang-bincang tentang keramat yang diberikan Allah kepada wanita itu. Syeikh Sariy berkata "Wanita itu telah mendapat alamat bahwa anaknya masih hidup ketika berkata Allah tidak akan melakukan yang demikian kepadanya" Mereka bertiga pun pulang dari situ dengan membawa kenangan yang tidak dapat di lupakan dan mereka bersyukur kepada Allah diatas kebesaran dan kekuasaan-Nya dan segala yang terjadi di permukaan muka bumi ini adalah atas ketentuan-Nya

Jibril dan Mikail Menangis

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.

Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.

Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu."
Firman Allah bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku."
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu."

Lalu Allah berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum."
Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram."

"Dan pada anak-anak, yaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan."

Award Indonesia Blogger


Hmm Hari Ini Putra Martapura Blog mendapat Award dari teman blogger Lidah-Kit@, banjir Award ni sahabat. Award Ini akan saya berikan kepada Tamu Putra Martapura Blog untuk mempererat tali persaudara'an antara blogger blogger indonesia
Cara mengambil Award ini mudah kok


  1. Buat Posting tentang Award ini
  2. Cantumkan Link Putra Martapura Blog sebagai Pemberi Award.
  3. Bagi rekan-rekan yang belum jadi Follow atau Tukeran Link, harap menjadi Follow atau bertukar link dengan saya
  4. Copas (Copy Paste) Image Diatas
  5. Jangan lupa tinggalkan Komentar di kotak komentar
  6. Mudahkan syaratnya
Jika Anda sudah Mengambil Award ini silahkan Tinggalkan Komentar di postingan ini, saya akan memasukkan daftar link sahabat di sini

  1. ........................................................
  2. ........................................................
  3. Dst.
Dan Ini Awar dari sahabatku yang lainnya:

Dari Mba Nura dan Riski Febriansyah


OBPS Award

Akhirnya Bisa juga dapet Award nih.... heheheh... makasih ya Joeniar, dan dia mendapatkannya dari Mas Doyok, atas Award yang sangat membanggakan ini saya saya ucapkan terima kasih pada sahabatku.
Ini dia Awarnya:
OSBP Award adalah singkatan dari Open Source Blog Post Award yang artinye bisa dibaca di artikel ini.
kalo di Mas doyok dan Joeniar awardnya diberikan pada 20 komentar PRO pertama pada artikelnya tentang OSBP, maka sayapun akan memberikannya kepada 20 orang yang PRO dengan OSBP dan menyatakannya dengan berkomentar pro dengan OBPS di artikel ini, namun sebelum berkomentar baca dulu artikel ini
Nah, seperti biasa, bagi para penerima Award nantinya harus menjalankan tugas sesuai instruksi pemberi Award, yaitu:

Berikut tugas yang perlu di kerjakan oleh penerima Award.

  1. Membuat sebuah “Post Source” artinya membuat sebuah postingan yang menurut sobat layak untuk dijadikan sumber postingan, dengan thema apa saja, dengan mencantumkan logo:copyaje Blog Award Untuk 20 Orang komentator PRO kode banner ini bisa dilihat disini
  2. Mengajak sobat-sobat lain untuk bergabung dengan OSBP. Dengan melanjutkan award ini kepada penerima berikutnya.
gitu aja sih, gampang banget bukan??

Award Backlink

Ini merupakan award keempat blog ini, award ini aku dapat dari sahabatku sahabatku Coretan Jaiman yang ia dapat dari Mas Doyok - New Blog Trik. Award ini award ber back link. Nah awardnya yang di bawah ini:


[build+backlink.jpg]

Award ini sendiri merupakan Award yang ber-backlink, maka sahabat blogger yang menerima award ini akan secara otomatis mendapatkan backlink, dan jika kita mengikuti aturannya secara tepat maka blog kita akan mendapatkan banyak backlink dalam waktu yang singkat. Dan pada akhirnya saya memutuskan para sahabat blogger yang menerima award ini adalah :
“Bagi siapa saja yang menerima award ini diharuskan untuk membagikan kembali award ini kepada sepuluh orang temannya. Dan selanjutnya si penerima award harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel kamu
  1. My Music  
  2. Avanca Linux  
  3. Ote Tatsuya  
  4. Deogracias  
  5. Free Tips  
  6. Auto Motor 2009  
  7. Ruri  
  8. Mas Doyok - New Blog Trik  
  9. New Blogger - Coretan Jaiman  
  10. Putra Martapura Blog
Aturannya begini : sebelum kamu meletakkan link di atas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah 1.953.125. Nah, silahkan copy paste saja, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10


Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink =
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,62
Posisi 1, jml backlink = 1,953,12

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan traffik tambahan

Nah, siiip deh.. selamat yah yang dapet award...Diambil ya sobattttt
 
Support : Copyright © 2015. Putra Martapura Blog - All Rights Reserved
Proudly powered by M. Firdaus Habibi
.comment-content a {display: none;} -->